PARIMO, theopini.id – United Nations Development Programme (UNDP) diminta bertanggung jawab atas lima bangunan sekolah di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah yang tidak tuntas dikerjakan.
“Karena aktivitas belajar mengajar di sekolah jadi terganggu. Apalagi saat ini bangunan sekolah telah dibongkar total,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parimo, Sunarti, saat ditemui di Parigi, Kamis 23 Desember 2021.
Dia menyebut, pihak meminta pertanggung jawaban tersebut, akibat keresahan sejumlah orang tua siswa, yang melihat belum adanya progres penyelesaian pembangunan hingga kini.
Ditambah lagi, aktivitas belajar mengajar para siswa menjadi terganggu, karena hanya menggunakan kelas darurat.
“Dengan kondisi pandemi sekarang, seharusnya para siswa bisa menjaga jarak. Tetapi karena kondisi kelas panas, karena hanya beratapkan terpal plastik, tidak bisa dilakukan. Makanya kami meminta untuk segera diselesaikan,” ucapnya.
Menurut dia, para orang tua siswa akan memindahkan anaknya ke sekolah lain, apabila anaknya masih belajar di kelas yang dianggap tidak efektif. Sehingga, akan menimbulkan masalah, jika tidak ada upaya penyelesaian.
Dia mengatakan, beberapa waktu lalu pihak UNDP bersama konsultan, dan kontraktor telah menemui pihak terkait, dan bersedia untuk membangun kelas darurat sambil menunggu seluruh pekerjaan rampung.
“Makanya mereka langsung mendatangi SDN Purwosari, untuk mendiskusikan bersama Kepala Sekolah dan guru-guru untuk dibangunkan kelas sementara,” kata Sunarti.
Sejauh ini, UNDP tengah mengusulkan anggaran baru di 2022. Sehingga ada kontrak baru yang dilakukan, karena pembangunan sempat terhenti. Rencananya, penyelesaian pekerjaan akan dimulai pada awal 2022.
“Pekerjaan ini menyeberang tahun, karena mereka mengusulkan untuk anggaran baru,” pungkasnya.
Laporan : Novita Ramandhan/***
Komentar