PARIMO, theopini.id – SMA Negeri 1 (SMANSA) Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah mengaktifkan Bimbingan Konseling (BK) dan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
“Sekolah ini sudah ada guru BK dan kegiatan ekstrakulikuler PIK-RR, sebagai wadah untuk siswa yang mungkin mengalami masalah,” ungkap Kepala SMANSA Parigi, Abdul Muis, saat ditemui di Parigi, Rabu 12 Januari 2022.
Dia mengatakan, selama menjabat sebagai di sekolah tersebut, belum pernah ada laporan ataupun temuan adanya kasus kekesan seksual terhadap siswa.
Sehingga, untuk mengantisipasi dan menemukan kasusnya, guru BK berpesan aktif melakukan pendekatan secara emosional, karena para siswa dipastikan akan lebih terbuka terhadap masalah yang dialaminya.
“Sama halnya, jika siswa memiliki masalah pribadi lainnya, seperti broken home, guru BK memberikan pembinaan dengan melakukan konseling, dan pendampingan terhadap siswa itu,” jelasnya.
Pihak sekolah juga mengaktifkan ekstrakurikuler PIK-KRR, untuk memberikan informasi dan mengenalkan kesehatan reproduksi remaja lebih dini, sebagai upaya mencegah siswa terjerumus dalam pergaulan bebas.
”Dalam ekstrakurikuler ini, para siswa diberikan edukasi dan pemahaman terkait seks edukasi yang menjelaskan efek dari pergaulan bebas, atau seks bebas itu,” kata Muis.
PIK-KRR juga dapat menjadi sarana komunikasi, yang akan mendeteksi dugaan-dugaan kekerasan seksual terhadap siswa, baik dialami di lingkungan sekolah maupun di tempatnya tinggal.
Selain itu, pihak sekolah juga membekali para siswa dengan pengetahuan dan pencerahan agama untuk mencegah tindakan kekerasan seksual maupun kekerasan lainnya. Program itu, dilaksanakan secara rutin, sekali dalam seminggu tepatnya dihari Jum’at.
“Untuk agama islam ada kegiatan yasinan, zikir dan ceramah agama. Sedangkan agama lain juga akan diberikan siraman rohani,”ungkapnya.
Para siswa juga dilibatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler lainnya, seperti bidang seni, olahraga dan alam, agar mereka lebih fokus melakukan hal-hal positif serta bisa mengeksplorasi diri, sesuai bakat mereka.
“Kalo ada kegiatan, bakat siswa itu akan tersalurkan dengan positif,” ucapnya.
Laporan : Wawa Toampo
Komentar