Kementerian PUPR Terbitkan Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021

Theopini.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerbitkan Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021, sebagai referensi mengukur tingkat kinerja manajemen, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan layanan air minum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Kementerian PUPR, terus mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan layanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), utamanya dalam mendukung Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) masyarakat selama masa Pandemi Covid-19,” ungkap Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Diana Kusumastuti, dalam keterangan tertulisanya, Minggu 13 Februari 2022.

Dia mengatakan, Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021 dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, khususnya Pemda sebagai salah satu bahan acuan untuk menyusun kebijakan, strategi program dan kegiatan peningkatan layanan air minum sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi di daerah.

“Berdasarkan Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021 didapatkan bahwa rata-rata cakupan pelayanan teknis air minum perpipaan di daerah baru mencapai 28,85% dan secara administrasi baru mencapai 22,63%, sehingga masih harus ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila Pemda memiliki BUMD Air Minum yang berkinerja Sehat dan Mandiri,” kata Diana.

Dia menyampaikan, ketersediaan sarana dan prasarana air minum juga sangat penting dalam membantu masyarakat menjaga perilaku hidup bersih, serta melaksanakan Prosedur Kesehatan (Prokes) guna mengurangi penyebaran Virus COVID-19, khususnya varian Omicron saat ini.

“Hal tersebut dapat terwujud, apabila pemda menyediakan sarana dan prasarana air minum yang mudah dijangkau masyarakat,” ujarnya.

Sementara Direktur Air Minum Anang Mukhlis mengatakan, dari 388 BUMD yang dinilai kinerjanya oleh Direktorat Air Minum pada tahun 2021, terdapat 225 BUMD Air Minum (58%) yang berkinerja Sehat, 104 BUMD Air Minum (27%) berkinerja kurang sehat dan 59 BUMD Air Minum (15%) berkinerja Sakit.

“Penyebab kinerja BUMD Air Minum kurang sehat dan sakit antara lain rata-rata tarif belum memenuhi tarif FCR (full cost recovery), pelanggan di bawah 20.000 sambungan rumah (SR) dan tingkat kehilangan air masih tinggi sekitar 33,24%,” kata Anang Mukhlis.

Dia berharap, Pemda dapat memberikan dukungan kepada BUMD Air Minum kurang sehat dan sakit berupa persetujuan untuk menerapkan tarif FCR, penyertaan modal atau memberikan subsidi bagi BUMD yang belum menerapkan tarif FCR.

Selain itu, BUMD Air Minum dapat melakukan efisiensi biaya operasional dan mengoptimalkan pendapatan, serta melakukan pengembangan investasi bekerja sama dengan sesama BUMD Air Minum atau badan usaha lainnya.

Laporan : Wawa Toampo/**

Komentar