PARIMO, theopini.id – Sebanyak lima orang saksi dihadirkan keluarga, dalam penyelidikan kasus penembakan yang mengakibatkan tewasnya Erfaldi (21) warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.
“Lima orang ini teman almarhum, yang sama-sama berada di lokasi pemblokiran jalur Trans Sulawesi Desa Katulistiwa Kecamatan Tinombo Selatan malam itu,” ungkap Kakak sepupuh korban, Riskam, saat dihubungi, Selasa 15 Februari 2022.
Dia mengatakan, kelima saksi tersebut telah diperiksa oleh Propam Polda Sulawesi Tengah yang menangani kasus penembakan Erfaldi.
Dia berharap, para saksi juga dapat membantu penyelidikan kasus almarhum adiknya, dan menangkap pelaku penembakan malam itu.
“Kami sebagai keluarga memberikan harapan besar kepada Kepolisian, agar menangani kasus ini secara profesional,” ungkapnya.
Riskam pun akhirnya menceritakan kembali peristiwa itu, sesuai keterangan dari kelima teman Erfaldi.
Menurutnya, saat malam kejadian Erfaldi tidak sedang bersama kerumunan masa pengunjuk rasa. Namun melihat aksi pemblokiran jalur Trans Sulawesi dari halaman Masjid yang tdk jauh dari Tugu Katulistiwa.
Seketika, mereka yang seluruhnya berasal dari Desa Tada lari berhamburan menjauh dari lokasi unjuk rasa, saat terdengar suara tembakan gas air mata.
“Erfaldi bersama temannya lari karena panik dan ketakutan. Mereka lari berpencar, dan tidak sadari ternyata sudah ada Buser berjaga-jaga tidak jauh dari lokasi itu,” kata dia.
Kemudian, penembakan itu pun terjadi. Erfaldi dalam keadaan berlari tertembak dari bagian belakang, temannya yang mengetahui kejadian itu langsung menghampiri korban, untuk melihat kondirinya.
Salah satu temannya pun yakni, timah panas milik salah seorang dari oknum Buser yang mengenai tubuh Erfaldi. Sebab, saat mereka berlari sempat mendengar tembakan hingga tujuh kali, bahkan salah satunya mengenai tiang listrik.
“Temannya yang lihat Erfaldi jatuh itu saya hadirkan. Siapa tahu dia bisa juga lihat salah satu pelaku penembakan,” ujarnya.
Sebagai keluarga, pihaknya akan terus berupaya melakukan berbagai cara untuk menempuh keadilan atas kematian Erfaldi. Sebab, orang tua korban masih merasa sangat terpukul atas kejadian tersebut.
“Kami kenal Erfaldi anak baik, saya yakin dia bukan salah satu dari masa pengunjuk rasa. Erfaldi, anak pesantren di Tada sini, ke pesta saja dia jarang,” ungkap Riskam.
Sebelumnya, seorang pemuda bernama Erfaldi (21) warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, tewas diduga akibat luka tembak dalam aksi blokade jalan Trans Sulawesi, Desa Katulistiwa oleh Aliansi Tani Rakyat (ARTI) Koalisi Tolak Tambang (KTT) PT Trio Kencana, Sabtu 12 Februari 2022.
“Saya mendapat kabar anak saya kena tembak dari keluarga. Saya langsung mencari tahu keberadaannya ke Puskesmas Tada. Saya sampai tidak kuat melihat kondisi anakku yang saat itu telah meninggal,” ungkap Ibu Kandung korban, Rosmawati saat ditemui di rumah duka, Desa Tada, Minggu 13 Februari 2022.
Laporan : Novita Ramadhan
Komentar