PARIMO, theopini.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mengungkapkan rata-rata pangkalan di wilayah setempat, menjual gas elpiji 3 Kilogram (Kg) tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), Rp18 ribu hingga Rp23 ribu per tabung isi ulang.
“Seharusnya pangkalan di wilayah Kota Parigi dan sekitarnya menjual gas elpiji 3 Kg Rp18 ribu. Kemudian, Rp23 ribu per tabung isi ulang untuk wilayah dengan radius terjauh dari SPBE Desa Pangi, seperti Kecamatan Moutong,” ungkap Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah (Setda) Parimo, Haris Rahim, saat ditemui di Parigi, Sabtu 23 April 2022.
Dia mengatakan, meskipun pihaknya mengetahui ulah pangkalan gas elpiji 3 Kg tersebut, namun pihaknya tidak bisa memberikan sanksi. Pasalnya, penjualan gas elpiji 3 Kg yang tidak sesuai HET tersebut berlaku merata diseluruh pangkalan di Kabupaten Parigi Moutong.
“Harga yang diberlakukan di pangkalan itu, bukan lagi harga Rp18 ribu, tapi menjadi Rp23 ribu per Kg,” ungkapnya.
Bahkan kata dia, berdasarkan informasi diterimanya, banyak pangkalan yang lebih memilih menjual gas bersubsidi tersebut ke pengecer dengan harga Rp25 ribu per tabung isi ulang. Sehingga, banyak gas elpiji 3 Kg yang beredar dan dipasarkan bukan lagi didapatkan masyarakat di pangkalan, namun di tingkat pengecer.
“Untuk mendeteksi pengecer mendapatkan gas elpiji 3 Kg di pangkalan mana saja, kami juga kesulitan. Salah satunya juga karena keterbatasan tenaga mengawasi pangkalan,” kata dia.
Selain itu, ia menilai, kelangkaan juga terjadi karena gas elpiji 3 Kg tidak hanya digunakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Tetapi, Aparat Sipil Negara (ASN) juga masih ditemukan menggunakan gas bersubsidi tersebut.
“Kami di Bagian Perekonomian Setda Parimo, terus berupaya memberikan sosialisasi agar gas subsidi ini bisa benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya.
Komentar