Gubernur Anwar Hafid Tegaskan Kebijakan WFA Tidak untuk Sulteng

PALU, theopini.idGubernur Sulawesi Tengah H Anwar Hafid memimpin apel pagi pascalibur Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah, yang digelar di Lapangan Gogombo, Selasa pagi, 8 April 2025.

Dalam kesempata itu, ia mengnstrusikan seluruh pegawai provinsi, baik ASN maupun non-ASN kembali bekerja dengan giat dan ikhlas dengan mempedomani Kehadiran, Kerapihan dan Kebersihan (3K).

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid dan Kapolda Sulteng Tinjau PSU Pilkada Banggai

“Kerjakan tugas sesuai yang diberikan, karena kita pelayan rakyat,” pesannya.

Ia pun meluruskan kebijakan Work From Anywhere (WFA) atau kerja dari mana saja, yang pemberlakuannya untuk mengurai kemacetan arus balik di kota-kota besar seperti Jakarta.

Kebijakan itu, menurutnya, tidak untuk Provinsi Sulawesi Tengah yang kondisinya sangat berbeda dengan kota-kota besar tersebut.

“Tolong kepala dinas aktifkan absen. Siapa pun dia tolong dilapor, mulai dari tenaga honor sampai pejabat sampaikan (ke saya) siapa yang tidak hadir,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kerapihan pegawai dan kebersihan kantor. Menurutnya, ketentuan pakaian dinas pegawai telah diatur dan harus ditaati, dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, yang dimulai dari aspek penampilan.

Misalnya, kata dia, pakaian khaki dan menggunakan sepatu harus hitam serta memakai sabuk ikat pinggang KORPRI.

“Pegawai beda dengan pejabat politik. Jadi kalau penampilannya bagus, maka rakyat yang senang bertemu kita,” tuturnya.

Selain itu, kebersihan kantor juga menjadi sorotannya, khususnya jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam amatannya, terdapat beberapa kantor dinas terlihat bagus, tapi ada juga yang masih dinilai kurang. Sehingga, memastikan tidak akan segan-segan menandai kantor kotor dengan memasang bendera hitam.

“Saya akan menggantung bendera hitam selama satu tahun di kantor dinas yang jorok,” tukasnya.

Gubernur Anwar Hafid meminta perangkat daerah mampu menjadi dirjen yang baik, dengan mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan.

Sebab, saat ini bukan lagi era gaya kepemimpinan otoriter dan kaku. Pemimpin yang baik, menurutnya, harus mengedepankan pola hubungan informal efektif, dan komunikatif ke bawahan.

“Jangan biarkan ada staf yang nggangur, bagi itu pekerjaan, jangan ada anak emas karena satu anak emas akan melahirkan seribu anak tiri,” ujarnya.

Ia menyebut, birokrasi merupakan organisme hidup dan setiap pegawai adalah sel penting yang menyusunnya.

Sehingga, apapun masalah dan kendala yang dihadapi harus dikomunikasikan. Bukan untuk disimpan sendiri.

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid Awali Safari Ramadan di Masjid Agung Baiturrahim Kota Palu

“Tolong kita semua satu Bahasa, karena kita semua satu keluarga besar,” pungkasnya.

Dalam momen tersebut, juga dilaksanakan pencanangan Zona Integritas di lingkungan kantor sekretariat daerah, disaksikan Inspektur Inspektorat Daerah Sulawesi Tengah.

Komentar