Parimo Andalkan Pangan Lokal Atasi Stunting Lewat Keranjang Dashat

PARIMO, theopini.id Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, menempuh langkah strategis dalam menurunkan angka stunting dengan mengoptimalkan potensi pangan lokal.

Melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (Keranjang DASHAT), berbagai sumber gizi lokal diarahkan langsung ke keluarga berisiko Stunting, khususnya ibu hamil, balita, dan baduta.

Baca Juga: DP3AP2KB Parimo Gandeng GOW Gelar Peringatan Hari Ibu

“Program Keranjang Dashat merupakan pendekatan partisipatif untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga berisiko Stunting, dengan memanfaatkan pangan lokal yang dipadukan dengan sumber daya lainnya,” ujar Plt Kepala DP3AP2KB Parimo, Kartikowati, saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakan di KKB di Parigi, Selasa, 5 Agustus 2025

Program ini, merupakan hasil kolaborasi antara DP3AP2KB dengan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Parimo.

Fokus utamanya adalah edukasi gizi, pendampingan, dan pembiasaan konsumsi makanan sehat dalam keseharian masyarakat.

Menurut Kartikowati, upaya ini bukan hanya menjawab masalah gizi, tetapi juga bagian dari penguatan kedaulatan pangan daerah.

“Stunting bukan sekadar persoalan kesehatan, tapi juga ketahanan pangan keluarga. Di sinilah peran pangan lokal menjadi sangat penting,” jelasnya.

Dari sisi capaian, program ini menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data Survei Kesehatan Penduduk, angka Stunting di Kabupaten Parimo turun dari 28,5% pada 2023 menjadi 22,2% di 2024.

Penurunan sebesar 6,3% tersebut, menjadikan Kabupaten Parimo sebagai kabupaten dengan progres tertinggi di Sulawesi Tengah.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan program ini, dari tingkat kabupaten hingga desa.

“Kami mendorong jajaran PKK agar aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi dan bagaimana memaksimalkan bahan pangan yang sudah tersedia di sekitar mereka,” tegasnya.

Baca Juga: DP3AP2KB Parimo Pastikan Vasektomi Tidak Mengurangi Kebugaran Pria

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi langkah-langkah intervensi ini sejalan dengan target nasional menurunkan prevalensi stunting menjadi 5% pada tahun 2045, sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2025–2045.

Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dan gerakan akar rumput, Kabupaten Parimo berharap dapat mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif untuk masa depan.

Baca berita lainnya di Google News

Komentar