MATARAM, theopini.id – Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjadi panggung penting bagi penguatan ekosistem ekonomi kreatif berbasis teknologi digital.
Cabang olahraga esports, yang tahun ini masuk dalam kategori Olahraga Petualangan dan Tantangan (OPT), resmi dibuka Sabtu, 26 Juli 2025, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan komunitas.
Baca Juga: Menekraf Teuku Riefky Hadiri Creators Lab Emak-emak Matic di Makassar
“Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di industri esport yang syarat strategi, teknologi, dan kreativitas,” ujar Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, dalam pembukaan kompetisi di Auditorium UIN Mataram.
Ajang yang diinisiasi Indonesia Esports Association (IESPA) ini, mempertandingkan tiga gim populer: Honor of Kings, Tekken 8, dan eFootball.
Ketiganya dipilih karena mewakili genre berbeda, yakni strategi tim, pertarungan individu, dan simulasi olahraga yang memiliki basis penggemar lintas usia.
Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini menjadi bukti bahwa ekosistem ekonomi kreatif kini merambah ruang-ruang baru yang berbasis digital.
Esports dinilai bukan hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai sektor dengan potensi pertumbuhan ekonomi tinggi, terutama karena keterlibatan banyak profesi di baliknya.
“Karir di esport tidak sebatas menjadi pemain profesional. Ada peluang besar di bidang manajemen pemain, pengelolaan turnamen, showcasting, manajemen produksi, hingga analis data dan storytelling,” kata Menteri Ekraf.
Kementerian Ekraf, lanjutnya, berkomitmen memperkuat sektor ini melalui regulasi, pendampingan, dan promosi, termasuk kolaborasi dengan pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri.
“Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antarsektor, industri gim Indonesia bisa menjadi kekuatan besar di panggung esport dunia,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum IESPA Nasional sekaligus Ketua Panitia FORNAS VIII NTB 2025, Ibnu Riza Pradipto, menyebut penyelenggaraan esports di FORNAS menjadi wujud nyata bagaimana sektor ini tak lagi berada di pinggiran ekonomi kreatif.
Baca Juga: Menekraf: Lisensi Jadi Kata Kunci Dorong Pegiat Ekraf Terus Berkembang
“Industri gim kini menyumbang sekitar 4% terhadap PDB ekonomi kreatif. Kita tidak boleh hanya menjadi konsumen, tetapi harus mendorong lahirnya talenta dan produk dari daerah-daerah, bahkan hingga ke tingkat desa,” jelas Ibnu.
Dukungan lintas sektor terhadap cabang esports dalam FORNAS diharapkan menjadi pemicu kolaborasi dan transformasi digital di sektor ekonomi kreatif nasional, sekaligus memperluas partisipasi generasi muda dalam ekosistem yang inklusif dan produktif.
Baca berita lainnya di Google News
Komentar