Kolaborasi Donggala–Banggai Buahkan Prestasi, Paralayang Sulteng Bawa Pulang Dua Medali

LOMBOK, theopini.id – Kolaborasi lintas daerah antara atlet Donggala dan Banggai, kembali membuahkan hasil membanggakan bagi Sulawesi Tengah.

Dalam ajang Sky Lancing XC Championship 2025 yang berlangsung di Skylancing Hill, Lombok Barat, tim paralayang Sulawesi Tengah sukses merebut dua medali sekaligus, mempertegas kekuatan pembinaan olahraga udara di daerah.

Baca Juga: Kejuaraan Paralayang Bangkitkan Sektor Pariwisata di Parimo

“Atlet-atlet kita tampil sangat solid dan menunjukkan kematangan luar biasa. Ini bukan sekadar hasil lomba, tapi bukti nyata dari kerja sama dan pembinaan berjenjang yang kita bangun,” ujar Ketua KONI Sulawesi Tengah, Muhammad Fathur Razaq, seusai menerima kabar kemenangan, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Dalam kejuaraan tersebut, Taiger Trawan berhasil meraih Juara II Perorangan Overall, sementara tim beregu yang terdiri dari Ikal Rivaldi, Taiger Trawan, Kurniawan Anggoro, dan Habib Ahmad juga meraih Juara II Beregu.

Fathur menilai capaian ini menjadi motivasi penting bagi cabang olahraga lain di Sulawesi Tengah. “Paralayang adalah contoh bagaimana sinergi dan pembinaan yang konsisten bisa menghasilkan prestasi. Kita ingin semangat ini menular ke semua cabang olahraga,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Paralayang Indonesia sekaligus pelatih tim Sulawesi Tengah, Asgaf Ahmad Umar, menilai performa tim kali ini menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

“Sulawesi Tengah kini bukan hanya dikenal sebagai peserta, tapi sudah menjadi kekuatan yang diperhitungkan di kancah nasional. Ini hasil dari sistem pembinaan yang menyatu dari senior seperti Taiger dan Ikal hingga atlet muda seperti Habib dan Kurniawan,” ungkap Asgaf.

Dua atlet senior Sulawesi Tengah, Taiger Trawan dan Ikal Rivaldi, sebelumnya juga sukses mempersembahkan medali emas pada PON 2024 Aceh–Sumut dan perunggu di PON Papua 2021.

Kini mereka turun sebagai mentor bagi atlet junior, membimbing langsung penerus paralayang Sulawesi Tengah menuju PON 2028 di Nusa Tenggara Barat.

Dari sisi daerah asal, Ikal Rivaldi berasal dari Kabupaten Banggai, sementara Taiger Trawan, Habib Ahmad, dan Kurniawan Anggoro berasal dari Kabupaten Donggala. Kombinasi lintas wilayah ini dianggap menjadi kekuatan unik dalam tim paralayang Sulawesi Tengah.

“Sinergi Donggala dan Banggai adalah contoh kolaborasi yang ideal. Atlet senior membimbing junior, dan semua bergerak untuk satu tujuan: mengharumkan nama Sulawesi Tengah,” tambah Asgaf.

Dengan capaian dua medali di Lombok ini, KONI Sulawesi Tengah optimistis cabang olahraga paralayang akan menjadi salah satu andalan dalam ajang-ajang nasional ke depan.

Baca Juga: Kejuaraan Paralayang Internasional di Parimo Hanya Dihadiri Atlet Dalam Negeri

Fathur Razaq menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat pembinaan dan dukungan bagi para atlet agar prestasi tersebut berlanjut dan berkembang.

“Prestasi ini menjadi pemicu semangat baru. Paralayang bukan hanya olahraga prestasi, tapi simbol kerja keras, kebersamaan, dan kecintaan pada langit Sulawesi Tengah,” pungkasnya.

Baca berita lainnya di Google News

Komentar