PALU, theopini.id – Bank Indonesia meluncurkan laporan transparansi dan akuntabilitas 2021, yang mengusung tema “Bangkit dan Optimis, Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi”. Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual tersebut, dihadiri Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Dr. Rudi Dewanto mewakili Gubernur Sulawesi Tengah.
“Kami memang independen, tetapi kami terus melakukan sinergi, koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah serta memperkuat akuntabilitas,” ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Palu, Rabu 26 Januari 2022.
Dia mengatakan, tiga laporan itu terdiri dari Laporan Perekonomian Indonesia (LPI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), dan Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI).
Menurutnya, penyampaian tiga laporan sekaligus pada awal tahun ini merupakan yang pertama kali dilakukan bank sentral.
Hal ini, sebagai wujud nyata dan komitmen tinggi Bank Indonesia terhadap Pasal 58 Undang-Undang Bank Indonesia.
“Serta sebagai komitmen Bank Indonesia dalam melakukan pembaharuan melalui transformasi tata kelola kelembagaan dengan dasar independensi, koordinasi, transparansi, dan akuntabilitas,” ujar Perry.
Dia menyampaikan, LPI 2021 menjabarkan tentang pesan kunci terkait gambaran perekonomian, termasuk optimisme 2022.
Selain itu, LPI 2021 juga berisi tentang berbagai sinergi dan inovasi kebijakan bank sentral dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Penguatan dalam LPI 2021 dilakukan dengan menambahkan bab khusus tematik terkait transformasi bauran kebijakan dan akselerasi ekonomi keuangan digital,” urainya.
Kemudian, pada LTBI 2021 juga dilakukan penajaman pada elaborasi transformasi kelembagaan Bank Indonesia yang meliputi transformasi kebijakan, transformasi organisasi, SDM dan budaya kerja, serta transformasi digital untuk membangun Bank Indonesia sebagai bank sentral dengan kinerja yang unggul.
“Visi kami adalah menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di emerging market menuju Indonesia Maju,” tegas Perry.
Sementara itu pada LEKSI 2021 menguraikan informasi perkembangan dan arah kebijakan ekonomi dan keuangan syariah, baik dalam sinergi ekonomi syariah nasional maupun program pengembangan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam bersinergi bersama pemerintah, otoritas terkait, dan stakeholders nasional maupun internasional.
Penguatan juga dilakukan dengan penguatan arah kebijakan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk kebijakan, serta pengayaan berbagai topik khusus, di antaranya mengenai perkembangan sektor prioritas halal value chain (HVC).
“Khususnya sektor makanan minuman halal dan sektor fesyen muslim, serta pembahasan mengenai wakaf produktif sebagai alternatif sumber pembiayaan,” pungkasnya.
Laporan : Novita/**
Komentar