Theopini.id – Pemerintah daerah perlu mendorong upaya transformasi ekonomi berbasis digital untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat dimaksimalkan untuk menciptakan inovasi baru yang bernilai tambah.
“Pemerintah daerah perlu mendorong UKM daerah untuk memanfaatkan teknologi digital supaya dapat memperluas akses ke pasar global. Masyarakat jangan hanya bangga dengan produk buatan Indonesia, tetapi juga memakai dan membeli produk-produk buatan UKM kita. Ini yang dapat meningkatkan perdagangan di daerah-daerah, khususnya di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT),” jelas Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Kamis 27 Januari 2022.
Dia mengatakan, salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan dunia bersumber pada pembangunan dan pengembangan ekonomi digital. Salah satu contoh dari pengembangan ekonomi digital, yaitu aset kripto dan game online. Keduanya menjadi sektor industri kreatif yang sangat potensial.
Dia menyebutkan, beberapa upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong perdagangan dan potensi daerah Flores, yaitu mendorong ekspor produk manufaktur unggulan daerah sebagai motor penggerak utama ekonomi daerah.
Kemudian, mendorong peran UKM ekspor memasarkan produknya melalui platform e-commerce, dan menarik investasi bagi sektor strategis yang menjadi keunggulan daerah.
“Kementerian Perdagangan akan terus mendukung dan mengapresiasi upaya pemerintah daerah mendorong perdagangan daerah melalui pelatihan dan beberapa kegiatan konvensional, seperti pasar. Hal tersebut guna turut serta memastikan para investor masuk ke NTT. Ke depan, pemerintah akan fokus pada sektor-sektor nontradisional dan terobosan-terobosan baru,” ungkap Jerry.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia pada 2021 tercatat surplus sebesar USD 35,34 miliar dan merupakan nilai tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Kinerja ekspor 2021 juga mencatatkan nilai ekspor tertinggi sepanjang sejarah. Kinerja ekspor pada 2021, tercatat sebesar USD 231,54 miliar.
Sementara, kinerja ekspor Provinsi NTT masih mencatatkan defisit neraca perdagangan pada 2021 yang disebabkan defisit migas yaitu sebesar USD 14,22 juta.
Nilai ekspor nonmigas provinsi NTT pada 2021 berada pada peringkat 33 dari 34 provinsi, yaitu sebesar USD 38,40 miliar.
Namun, ada pertumbuhan signifikan untuk beberapa produk manufaktur dan perikanan di NTT yang dapat dicermati dan menjadi fokus dalam meningkatkan investasi.
Laporan : Wawa/**
Komentar