PARIMO, theopini.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan, khususnya padi. Salah satunya, dengan mulai melakukan uji coba program Indeks Pertanaman (IP) padi 400.
“Program dicetuskan Kementerian Pertanian (Kementan) ini diuji cobakan kepada 5.500 hektare lahan yang mana sistem IP400 mendorong petani empat kali panen dalam setahun agar produktivitas mereka lebih meningkat,” kata Kepala Dinas Taman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parimo, Hadi Safwan, di Parigi, Jum’at, 4 Februari 2022.
Dia menjelaskan, program tersebut menyasar dua kawasan lumbung pangan Parimo, yakni Kecamatan Balinggi seluas 5.000 hektare dan Kecamatan Parigi Selatan 500 hektare.
Progam IP400 kata dia, baru perdana diterapkan di kabupaten setempat sesuai instruksi Kementerian Pertanian.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Parigi Selatan, Ramadhan Firman menjelaskan, dari 66 kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Parigi Selatan, 10 kelompok di antaranya menjadi sasaran uji coba indeks pertanaman.
Salah satu terobosan baru dilakukan Kementan saat ini, yakni menggunakan skema pola tanam padi IP400, yang dikelola melalui klaster kawasan berbasis korporasi petani, guna meningkatkan produksi beras nasional.
Oleh karena itu, Parimo salah satu daerah penopang ketahanan pangan Sulawesi Tengah menjadi sasaran pola tanam IP400, dengan harapan petani lebih produktif, sekaligus memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi petani.
Dalam uji coba ini lanjut dia, Kementan juga telah menyediakan benih varietas unggul seperti, Dodokan, Siluginggo dan Inpari-1, termasuk upaya pengendalian hama/penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih operasional, pengelolaan secara terpadu spesifik lokal, serta menajemen tanam dan panen secara efisien.
“Guna mendukung program ini, perlu kerja sama lintas instansi salah satunya penyediaan irigasi agar air mengalir secara konsisten, karena salah satu syarat program tersebut adalah ketersediaan air,” ucap Firman.
Dia pun memaparkan, 500 hektare target luas lahan dimanfaatkan di Parigi Selatan pada pola tanam IP400 dibutuhkan dukungan peralatan dan mesin pertanian (Alsintan). Menurutnya, Poktan di wilayah tersebut membutuhkan kurang lebih 24 unit Alsintan untuk memaksimalkan penggarapan lahan.
Pihaknya memprediksi, rata-rata empat siklus panen per hektare, paling rendah petani menghasilkan 3,5 ton gabah kering.
“Artinya, dengan hitungan rata-rata seperti itu, petani bisa memproduksi gabah kering panen kurang lebih 7.000 per tahun dilahan seluas 500 hektare dibandingkan panen dengan siklus tanam normal. Dari segi produksi tentunya meningkat,” tuturnya.
Laporan : Wawa Toampo
Komentar