LMND Palu Geser Arah Gerakan: Dari Aktivisme Jalanan ke Advokasi Kebijakan Publik

PALU, theopini.id – Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Palu menandai babak baru perjuangannya melalui Konferensi Kota 2025 yang digelar pada 11–12 Oktober di Gedung Wisma Donggala, Palu Barat.

Tidak lagi hanya menekankan aksi massa di jalan, LMND kini mengarahkan langkahnya pada konsolidasi ideologis dan penguatan advokasi kebijakan publik sebagai strategi perubahan sosial yang lebih terukur dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kemiskinan Nasional Turun, Tapi Kesenjangan di Perkotaan Meningkat

Konferensi dua hari itu diikuti para kader, alumni, dan jejaring gerakan mahasiswa Sulawesi Tengah. Forum ini menjadi momentum penting bagi LMND untuk mengevaluasi arah perjuangan, memperbarui strategi, dan memilih kepemimpinan baru yang mampu merespons dinamika sosial-politik nasional dengan pendekatan yang lebih ilmiah dan strategis.

“Gerakan mahasiswa tidak bisa hanya berhenti di jalanan. Kita harus hadir di ruang-ruang kebijakan publik, membawa gagasan dan ide perubahan yang konkret untuk rakyat,” tegas Mirwan, kader senior LMND Sulawesi Tengah, dalam sambutannya saat pembukaan konferensi.

Forum ini kemudian memilih Husain Fittah sebagai Ketua LMND Kota Palu periode 2025–2026, menggantikan kepemimpinan sebelumnya.

Dalam pidato perdananya, Husain menegaskan tekadnya untuk menjadikan LMND sebagai organisasi yang adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan roh ideologisnya.

“Kita ingin LMND Palu menjadi organisasi yang bukan hanya berteriak di jalan, tapi juga mampu menyusun solusi dan gagasan kebijakan. Militansi bukan lagi soal marah di depan kampus, tapi konsistensi dalam memperjuangkan nilai,” ujar Husain Fittah.

Di bawah kepemimpinan baru, LMND Palu menempatkan tiga fokus utama perjuangan: penguatan basis kaderisasi ideologis, advokasi kebijakan pendidikan dan ekonomi rakyat, serta pembentukan jaringan riset dan opini publik untuk mengawal isu-isu demokrasi dan keadilan sosial.

“Kepemimpinan yang baru harus bisa membaca ulang peta perjuangan. Tantangan hari ini bukan hanya represi, tapi juga banalitas dan apatisme. Mahasiswa harus menjawabnya dengan kerja intelektual yang berpihak pada rakyat,” ungkap salah satu mantan Ketua LMND Kota Palu.

Konferensi ini, juga menegaskan LMND Palu akan memperluas kerja advokasi di tingkat lokal, termasuk mendorong kebijakan pemerintah daerah yang pro terhadap akses pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan keberpihakan pada masyarakat kelas bawah.

Baca Juga: Presiden Bertemu Putra Mahkota, Kuota Haji Indonesia Bertambah

“LMND harus menjadi jembatan antara kampus dan rakyat. Dari ruang kuliah ke ruang kebijakan, dari teori ke aksi,” pungkas Husain Fittah.

Dengan arah baru ini, LMND Palu menegaskan diri sebagai organisasi mahasiswa progresif yang tidak hanya bergerak secara reaktif, tetapi membangun basis perjuangan yang berbasis analisis ilmiah, riset kebijakan, dan kerja advokasi konkret di tengah masyarakat Sulawesi Tengah.

Baca berita lainnya di Google News

Komentar