Keluarga Minta Polisi Berpakaian Preman Penembak Erfaldi Diungkap

PARIMO, theopini.idKeluarga meminta penyidik segera mengungkap oknum polisi berpakaian preman yang menembak Erfaldi, warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.  

“Jika memang pelakunya adalah polisi berpakaian preman, saya atas nama keluarga meminta ungkap siapa Polisi penembak adik saya,” ungkap Kakak kandung korban, Erfina, saat dihubungi, Jum’at 18 Februari 2022.

Dia mengatakan, dengan adanya titik terang pelaku penembak adiknya, semakin memberikan rasa keadilan kepada pihak keluarga atas peristiwa kelam yang dialami adiknya.

Menurutnya, pihak keluarga telah menghadirkan sejumlah saksi untuk membuktikan, bahwa adiknya mengalami luka tembak dibagian dada, saat berada di lokasi unjuk rasa blokade jalan Trans Sulawesi, Desa Katulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan.

“Sudah ada saksi yang diperiksa. Alhamdulilah, keluarga kami yang lain juga ikut membantu proses penyelidikan kasus adik saya ini,” kata dia.

Bahkan, ia juga meminta, jika pelaku penembak adiknya telah terungkap dapat diberikan hukuman seberat-beratnya, sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Cepatnya proses penanganan akan semakin memberikan rasa tenang kepada kami, karena status atas kasus ini telah jelas,” ujarnya.

Erfina menuturkan, pihak keluarga telah menaruh harapan besar, dan kepercayaan kepada pihak Propam Polda dalam menangani kasus adiknya.

Olehnya, ia harapkan proses penyelidikan dilakukan secara professional dan transparan. Sehingga, tidak menimbulkan kerugian baik bagi pihak keluarga, maupun orang lain.

“Harapan kami juga polisi setempat bisa terbuka dan transparan, sebab kami membutuhkan banyak informasi terkait penyelidikan adik kami,” tuturnya.

Mabes Polri Ungkap Pelaku Penembak Polisi Berpakaian Preman

Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Irjen Ferdy Sambo mengatakan, yang melakukan penembakan terhadap Erfaldi warga Desa Tada, merupakan anggota polisi berpakaian preman.

“Untuk pengamanan unjuk rasa jangan ada lagi, kejadian Kendari, kendari di Parigi, yang melakukan penembakan semua anggota berpakaian preman,” ungkap Irjen Ferdy Sambo dikutip dari video yang diunggah akun @divpropampolri, Kamis 17 Februari 2022.

Menurut dia, Polisi bisa ikut melakukan pengamanan unjuk rasa tetapi harus menggunakan pakaian dengan atribut.

“Harus dilucuti senjatanya, karena ada tahapan yang harus dilalui,” ungkapnya.

Sehingga, ia menilai kejadian penembakan bukan lagi menjadi kesa;ahan anggta, namun harus kasat dan Kapolres bertanggung jawab .

“Kenapa pada saat pengamanan ini, pada saat APP ini harus dilakukan. Sebagaimana yang dilakukan di Jawa Tengah kemarin,” tegasnya.

Kemudian, penggunaan senjata dalam penerapan harus berimbang, dengan ancaman di lapangan, sebagimana di atur dalam Peraturan Kapori (Perkap) nomor 1 tahun 2009, serta tidak ada pengecualian menggunakan senjata api, yang tidka mendesak hukum.  

“Kami akan melakukan penindakan tegas, dan kesar sampai dengan tingkat pengawas lapangan. Apalagi, ada pelanggaran-pelanggaran yang maish terjadi lagi, terkait dengan penggunaan kekuatan yang tidak sesuai prosedur,” tandasnya.

Laporan : Novita Ramadhan

Komentar