PALU, theopini.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, Rabu, 18 Mei 2022.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, penyakit campak dan rubela merupakan penyakit infeksi yang sangat menular, yang berdasarkan kajian epidemiologi berisiko untuk terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB),” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra, saat ditemui di Palu, Rabu.
Menurut dia, perlu upaya percepatan pencapaian eliminasi campak dan rubela pada 2023, melalui kegiatan pemberian imunisasi tambahan secara bertahap dan imunisasi kejar.
Salah satunya, yakni upaya kolaboratif terintegrasi untuk melindungi anak indonesia dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, melalui kegiatan BIAN 2022.
Dia menjelaskan, BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan campak dan rubela serta melengkapi dosis imunisasi polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat
“Kegiatan ini, mulai dilaksanakan pada Mei 2022 dan Provinsi Sulawesi Tengah termasuk dalam lokus tahap pertama,” kata dia.
Adapun kegiatan pencanangan dilaksanakan secara serempak di 13 kabupaten/kota mulai 18 Mei 2022. Ia menyebut, kegiatan itu meliputi dua kegiatan, yakni imunisasi tambahan dengan sasaran anak usia 9 bulan hingga kurang dari 12 tahun.
Sementara estimasi jumlah sasaran imunisasi campak-rubela sebanyak 708.641 anak. Kemudian, imunisasi kejar, sasarannya adalah anak 12 bulan sampai dengan 59 bulan yang tidak atau belum lengkap mendapatkan imunisasi OPV, IPV dan imunisasi DPT-HB-Hib.
“Adapun estimasi jumlah sasaran kejar OPV sebanyak 52.320 anak, sasaran kejar IPV 145.036 anak dan sasaran kejar DPT-HB-Hib 24.518 anak,’ ungkapnya.
Dia menyebut, terselenggara kegiatan itu dengan dukungan pembiayaan yang bersumber dari UNICEF dan APBD Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data rutin Kementerian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19. Demikian halnya di Sulawesi Tengah, cakupan imunisasi belum mencapai target sebagaimana yang diharapkan.
“Penurunan cakupan imunisasi ini disebabkan oleh berbagai faktor dan tentunya berdampak pada meningkatnya jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),” jelasnya.
Pencanangan BIAN 2022, kata dia, diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kolaborasi tenaga kesehatan, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah maupun mitra pembangunan, dalam menjalankan program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga indonesia yang sehat dan berkualitas.
“Pada kesempatan ini pula, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini, khususnya pada UNICEF dan WHO Indonesia yang telah mendukung kegiatan BIAN ini,” pungkasnya.
Dia juga berharap, melalui kegiatan pencanangan ini, cakupan imunisasi di Sulawesi Tengah meningkat dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat PD3I.
Komentar