JAKARTA, theopini.id — Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memperkuat kolaborasi riset untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Sinergi ini, fokus pada pemetaan potensi, penguatan inovasi, dan pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk tujuh prioritas.
Baca Juga: Wamen Ekraf: Ekonomi Kreatif Adalah Ruang Belajar Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas
“Kita harus memetakan potensi ekonomi kreatif. Inilah tambang baru Indonesia, the new mining: creative economy,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya saat menerima audiensi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Selasa, 9 September 2025.
Ia menekankan, riset menjadi fondasi penting untuk memastikan subsektor ekraf tumbuh secara berkelanjutan dan berdampak ekonomi nyata, dimulai dari daerah.
“Melalui pemetaan dan kajian berbasis riset, kita bisa memastikan subsektor ekraf tumbuh sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, dimulai dari daerah,” katanya.
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan kesiapan mendukung roadmap riset ekonomi kreatif 2025.
“Di banyak negara, ekonomi kreatif berbasis teknologi memang punya rentang pengembangan panjang. Ekraf berbasis budaya juga penting, dan kami siap menjadi enabler yang menjembatani subsektor ekraf dengan hasil riset BRIN,” jelasnya.
Selain pemetaan potensi, kerja sama ini mencakup pemanfaatan fasilitas riset, penguatan perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
Handoko juga menekankan riset pertanian sebagai peluang sinergi untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dapat dikembangkan oleh ekosistem kreatif.
Baca Juga: Menekraf Teuku Riefky Hadiri Creators Lab Emak-emak Matic di Makassar
“Riset pertanian bisa dikembangkan lebih jauh oleh ekosistem ekraf agar punya nilai tambah ekonomi,” katanya.
Kolaborasi ini, diharapkan memperkuat implementasi Asta Ekraf, mulai dari penguatan data, talenta, infrastruktur, pendanaan, hingga pasar, sehingga subsektor prioritas seperti gim, aplikasi, fesyen, kriya, musik, dan seni pertunjukan dapat bersaing lebih luas, baik domestik maupun global.
Baca berita lainnya di Google News
Komentar