Wamendagri Dorong Kepemimpinan Transformatif Hadapi Era Disrupsi Global

MAKASSAR, theopini.id – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyerukan pentingnya melahirkan pemimpin-pemimpin transformatif di tengah gelombang besar perubahan global yang semakin tak terduga.

Menurut Bima, Indonesia membutuhkan figur-figur yang mampu membaca arah zaman sekaligus memimpin dengan nilai, bukan sekadar kepentingan politik.

Baca Juga: Wamendagri Soroti Daerah Pendapatan Tinggi tapi Belanja Rendah

“Negara ini harus dibimbing dan dijaga oleh tokoh-tokoh transformatif. Memimpin dengan nilai, bukan dengan kepentingan. Mari kita ajak generasi muda untuk berjuang karena nilai, bukan untuk bertemu kepentingan,” tegas Bima,  dalam Pertemuan dan Konsolidasi Regional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) se-Sulawesi, di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jum’at, 10 Oktober 2025.

Ia menuturkan, tantangan dunia saat ini berada pada era “radical disruption and the rise of the outsider”, masa ketika sistem yang mapan tak lagi menjamin stabilitas dan keberhasilan.

Tokoh-tokoh besar, justru muncul dari luar sistem konvensional, seperti Donald Trump di Amerika Serikat dan Volodymyr Zelenskyy di Ukraina.

“Kita tidak boleh terpesona dengan yang mapan. Disrupsi sering muncul dari arah yang tidak terduga,” ujarnya.

Dalam pandangannya, perubahan besar ini juga terlihat di sektor budaya global. Dominasi Barat mulai bergeser ke Asia, dengan munculnya industri hiburan dari Korea, India, dan Asia Timur yang mampu menyaingi Hollywood.

“Episentrum dunia sudah bergeser ke Asia. Ini tanda zaman yang harus kita baca bersama,” jelasnya.

Ia juga menyinggung buku The Great Wave: The Era of Radical Disruption and the Rise of the Outsider karya Michiko Kakutani, yang menggambarkan dinamika antara tantangan dan ketenangan.

Menurutnya, gambar ombak besar di sampul buku itu mencerminkan pentingnya kewaspadaan dan ketangguhan menghadapi zaman yang berubah cepat.

“Ada yang menafsirkan itu sebagai Yin dan Yang, keseimbangan antara gelombang perubahan dan ketenangan hati. Kita perlu membaca tanda-tanda zaman seperti ini agar tidak tersapu gelombang,” katanya.

Dalam konteks geopolitik, Wamendagri Bima menilai dunia kini bergerak dari tatanan unipolar menuju multipolar.

Ia mencontohkan, keberhasilan Cina yang berhasil mengangkat ratusan juta rakyat dari kemiskinan melalui kombinasi antara inovasi dan pemerintahan yang efektif.

Baca Juga: Wamendagri Ingatkan Ancaman Middle Income Trap, Ajak Daerah Bersinergi

“Inovasi berjalan tanpa henti, tapi karakter kultur Cinanya tetap menonjol. Itu yang saya sebut inovasi dengan jati diri,” tuturnya.

Ia menutup pesannya dengan ajakan reflektif bagi peserta KAHMI untuk terus berperan aktif menyiapkan generasi pemimpin baru yang mampu menavigasi perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai kebangsaan.

Baca berita lainnya di Google News

Komentar