Theopini.id – Sejumlah tokoh pemekaran Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mulai berguguran, satu di antaranya adalah Ir. H. Asmir Ntosa, M.S.
Asmir Ntosa, dikabarkan menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, Desa Bambalemo, Kecamatan Parigi, pada Minggu 6 Februari 2022, sekira 05:00 WITA.
Kabar duka itu pun seketika beredar ke khalayak ramai. Sejumlah akun media sosial, seperti facebook hingga WhatsApp memajang foto almarhum distatus story.
Bahkan, ada pula yang mengenang berbagai kebaikan almarhum, ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Parimo, mendampingi Longki Djanggola yang kala itu menjadi orang nomor satu di Parimo, periode 2003-2008.
Mereka yang memberikan ucapan duka cita, berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh pemuda, hingga pejabat legislatif dan pemerintahan.
Sifat humble yang dimiliki Almarhum, memberikan catatan kenangan yang lekat dalam ingatan. Tak jarang sejumlah pejabat tingat eksekutif dan legislatif, kerap meminta berbagai padangan, arah kebijakan, saran hingga nasehat darinya.
Sebab, almarhum memiliki segudang pengalaman, bekal dari tugas dan tanggung jawab yang dirintisnya, baik dalam daerah hingga sempat mengabdi disalah satu kementerian.

“Saya sering dipanggil Almarhum dengan sebutan sarap bibir (banyak bicara) atau sarap kaki (banyak jalan),” kenang mantan anggota DPRD Parimo, Arif Alkatiri yang semasa abdinya bersama Almarhum.
Almarhum dikenalnya dengan penuh kehati-hatian, dan pertimbangan kemanusian menjadi dasar keputusannya.
Arif menyebut, almarhum memiliki kedekatan dengan sejumlah pejabat di Kementerian. Hal itu telah dibuktikannya, kala dirinya bersama almarhum menjabat sebagai anggota DPRD Parimo.
“Saya kan sering jalan ke Jakarta bersama beliau. Kita mau cari tahu apa saja di sana. Saat ke Dirjen di salah satu Kementerian, usulan beliau langsung direspon dan tak lama kemudian Kabupaten Parimo mendapatkan kucuran dana besar,” ungkapnya.
Berdasarakan catatan riwayat jabatannya, Asmir Ntosa sempat mengemban tugas dan jabatan di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, di antaranya menjabat sebagai Kepala Sub. Cipta Karya Dinas PU pada 1994-1995. Kepala Sub. Dinas PU pada 1994-2021. Kepala Dinas PU pada 2001-2002.
Kemudian, dosen fakultas teknis di Universitas Muhamadiyah Kota Palu pada 1984-1990, dan dosen luar biasa fakultas pertanian Universitas Tadulako pada 1980-1983.
Bahkan, berbagai jabatan diluar daerah pernah diduduki Almarhum, yakni asisten dosen fakultas teknis di Unversitas Hasanuddin Ujung Pandang pada 1974-1978. Pelaksana teknis PT Bumi Karsa Ujung Pandang pada 1072-1974. Staf tehnis bagian perairan Dinas PU Sulawesi Selatan pada 19-75-1979.
Laporan : Novita Ramadhan
Komentar