PARIMO, theopini.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah akan membuat buku tentang kebudayaan sebagai arsip daerah. Hal itu, merupakan upaya pemerintah setempat untuk menambah wawasan siswa dan siswi.
“Tahun ini kami memprogramkan pembuatan buku tetang kebudayaan. Ini dimaksudkan sebagai bagian dari peningkatan wawasan dan pengetahuan peserta didik, karena kebudayaan masuk dalam kurikulum pembelajaran sekolah,” kata Kepala Bidang Kebudayaan, pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parimo, Ninong Pandake, saat ditemui di Parigi, Rabu 9 Maret 2022.
Menurutnya, langkah dilakukan pihaknya tidak lain untuk menambah pengetahuan peserta didik serta masyarakat, sekaligus bentuk penghargaan terhadap kebudayaan.
Apalagi, Kabupaten Parimo memiliki beragam budaya, suku dan sub etnis yang hidup berdampingan tanpa ada saling mengucilkan satu sama lain.
“Sebagai negara yang majemuk, tentu banyak warisan budaya yang ditinggalkan. Kami berupaya menggali tradisi, adat dan budaya tentang proses kehidupan suku yang ada di daerah ini,” ucap Ninong.
Dia menyebut, di Parimo terdapat sejumlah etnis lokal, yakni Kaili, Lauje, Tialo dan Tajio yang memiliki banyak tradisi.
Dari etnis-etnis tersebut akan disajikan dalam bentuk buku agar kelak generasi penerus mengetahui kebudayaan daerah. Nantinya, dalam riset tersebut akan melibatkan dan memberdayakan penulis-penulis lokal saat penggarapannya.
“Sejauh ini, belum ada pelibatan akademisi dari Universitas dalam maupun luar daerah. Kami masih memakai jasa penulis daerah, dengan pertimbangan mereka lebih memahami situasi, dengan harapan tulisan tentang kebudayaan nanti lebih spesifik serta mengedukasi pembacanya,” tuturnya.
Selain program penulisan buku, Disdikbud Parimo juga akan membuat satu film dokumenter tentang kesenian Etnis Kaili yang terancam punah, yakni “Dadendate” atau nyanyian panjang yang menceritakan situasi di daerah setempat.
“Sasaran dari program ini, agar seni etinis Kaili yang terancam punah ini, ke depan dapat diketahui generasi yang akan data melalui film documenter itu,” pungkasnya.
Laporan : Novita Ramadhan
Komentar