PARIMO, theopini.id – Anggota DPRD Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sutoyo mengungkapkan, sempadan Sungai Taopa yang dijadikan lahan pertanian masyarakat, mengakibatkan Kecamatan Taopa menjadi daerah langganan banjir, ketika intensitas curah hujan tinggi.
“Itu hasil Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi III DPRD bersama dinas terkait sekitar dua minggu lalu, kami menemukan fakta ternyata banjir yang meluap masuk ke desa-desa di Kecamatan Taopa, persoalan itu,” ungkap Sutoyo, saat ditemui di Parigi, Selasa 22 Maret 2022.
Dia mengatakan, saat Kunker tersebut, pihaknya bersama dinas terkait memfasilitasi kepala desa dan camat telah berdialog bersama warga mengenai pembebasan lahan sempadan sungai tersebut.
Akan tetapi, masyarakat yang merasa memiliki lahan itu, bersikeras ingin diganti rugi sebesar Rp250 juta. Namun pihak DPRD bersama dinas terkait, saat itu menyampaikan akan menelusuri histori tanah tersebut,. Apakah benar milik warga atau memang sepandan sungai.
Baca Juga : Pemerintah Didesak Tuntaskan Penanganan Banjir di Kecamatan Taopa
Untuk itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo terkait status lahan. Apakah lahan itu memang benar milik warga atau sepandan sungai.
“Jika lahan itu terbukti sepandan sungai, berarti menjadi lahan hak Pemda, untuk itu ia meminta Kades dan Camat bermediasi dengan warga sekitar agar menemukan jalan terbaik,” kata Sutoyo.
Menurutnya, pemerintah daerah telah melakukan upaya untuk meminimalisir dan mengurangi luapan air sungai masuk ke desa-desa, dengan membangun talud akhir 2021 yang dianggarkan sekitar Rp180 juta.
Hanya saja, karena karakter air yang dapat mengalir di sela-sela terkecil, akhirnya talud yang dibangun jebol lagi. Sehingga air sungai kembali meluap ke desa sekitar, yang mengakibatkan bencana banjir kembali terjadi dua hari kemarin.
“Akibat dari bencana banjir itu, ada 73 hektar tambak yang ada di Desa Tuladenggi tidak berfungsi seperti biasa, dan 50 hektar kebun tertanam lumpur,” pungkasnya.
Komentar