PALU, theopini.id – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sulawesi Tengah, mengaku telah menerima laporan tentang ribuan ternak babi mati mendadak di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), dan telah melakukan penanganan untuk menekan angka kemarian.
“Kami belum bisa memastikan penyebab matinya ribuan ternak di Kabupaten Parimo, karena virus apa. Sebab, kami baru dua hari kemarin mengirim sample darah untuk diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan kesehatan masyarakat Veteriner, Dandy Alfita, di Palu, Rabu, 25 Mei 2023.
Baca Juga: DPKH Parimo Belum Bisa Pastikan Ribuan Ternak Mati Positif Flu Babi
Dia mengatakan, hasil uji Laboratorium tersebut, baru bisa diketahui satu minggu ke depan. Namun, untuk wilayah yang telah terkonfirmasi positif virus flu babi, yakni Kabupaten Poso dan Morowali.
Untuk mengantisipasi lebih banyaknya ternak yang mati, kata dia, Disbunak Sulawesi Tengah telah mengirimkan obat dan disinfektan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Parimo.
“Memang ternak yang kami curigai terserang virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi ini, kematiannya tinggi. Satu ekor ternak saja kena, seluruhnya akan mati,” imbuhnya.
Menurutnya, kematian ternak di Kabupaten Parimo, memang hampir sama dengan gejala saat virus babi menyerang. Namun, diagnosa Sementara yakni, Hog Cholera (kolera babi).
Olehnya, penting dilakukan pengambilan sample darah terbak, untuk memastikan. Apalagi, sebelumnya kematian mendadak pada ternak juga terjadi di salah satu wilayah, namun ternyata bukan karena serangan virus flu babi.
“Yang kami temukan, ternyata kematian ternak itu disebabkan virus Hog Cholera, bukan flu babi,” ujarnya.
Tetapi, bila penyebab kematian ternak disebabkan virus flu babi, jelas Dandy, harus dilakukan biosecurity ketat di setiap kandang, karena sudah terinfeksi.
Baca Juga: Belum Ada Laporan Kasus PMK pada Ternak di Sulteng
Kemudian, dilakukan penyemprotan disinfektan, dan bagi ternak yang terserang virus segera diberikan hidup serta mengisolasi lalu lintas ternak di wilayah tersebut.
“Kami sudah mengirimkan obat-obatan, dan disinfektan. Harapannya, ternak yang terserang virus tidak lagi bertambah,” pungkasnya.