PALU, theopini.id – Pemerintah Daerah (Pemda) diminta tidak mengabaikan target capaian vaksinasi Lanjut Usia (Lansia) sebanyak 60 persen, untuk memulai penyuntikan vaksin Covid-19 kepada anak usia 6-11 tahun.
“Lansia juga merupakan vaksinasi yang diprioritaskan pemerintah pusat, sehingga daerah tidak bisa mengabaikan target capaiannya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, I Komang Adi Sujendra saat dihubungi, belum lama ini.
Dia mengatakan, berdasarkan data capaian vaksinasi Lansia di Provinsi Sulawesi Tengah, baru mencapai kurang lebih 36 persen.
Menurut dia, kabupaten dengan capaian tertinggi adalah, Sigi sebanyak 51,6 persen, dan, Poso sebanyak 44 persen, Parigi Moutong sebanyak 35 persen. Sementara Kabupaten Morowali, meskipun telah mencapai vaksinasi 90 persen secara umum, namun pada capaian Lansia sangat rendah.
“Sekarang kan sudah ada beberapa kabupaten yang capai 70 persen vaksinasinya secara umum, tapi untuk Lansia masih rendah,” kata dia.
Ciri Lansia kata dia, memang berbeda dengan vaksinasi pada umumnya, Pemda harus terus menggenjot dengan berbagai strategi karena mobilitasnya yang tidak sama.
Pemda dapat melakukan mobilisasi dengan sistem door to door ke rumah para Lansia, meskipun memang tidak mudah dilakukan. Sebab, tetap akan terhambat saat proses pelaporan yang menggunakan aplikasi, dan pengisian dengan serangkaian pertanyaan.
“Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi, target itu harus segera dicapai berdasarkan urutan prioritas vaksinasi,” ucap Adi.
Dia menyebutkan, untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun saat ini telah dicanangkan dibeberapa provinsi di Indonesia. Berdasarkan urutan target capaian, sebelum dilakukan vaksinasi anak, capaian 70 persen, dan Lansia 60 persen harus direalisasikan setiap daerah.
Namun, tidak menuntup kemungkinan akan ada arahan lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan akan serentak dilakukan karena melihat jumlah pasokan serta pemanfaatan vaksin.
“Setiap daerah juga tidak bisa kebanjiran vaksin. Harus dipetakan, daerah mana yang sudah habis, didistribusikan lagi ke daerah itu,” ucapnya.
Kemudian, apabila vaksin Merah Putih telah diproduksi pada 2022, dapat dilakukan secara simultan. Namun, akan membutuhan banyak Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaksana.
Laporan : Novita Ramadhan
Komentar