PARIMO, theopini.id – Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah di Indonesia timur, yang ikut menyambut baik penetapan Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Penetapan IKN tersebut, dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Parimo, untuk menyusun berbagai rancangan strategi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan langkah Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), akibat pandemi Covid-19.
Langkah strategi itu, perlahan-lahan mulai dilakukan oleh Pemda Parimo pada 28 Februari – 2 Maret 2022, dengan melakukan kunjungan kerja guna membangun hubungan kerja sama perdagangan bersama Pemda Penajam Paser Utara (PPU) dan Kota Samarinda.
Hasilnya, komunikasi perdagangan yang dilakukan Pemda Parimo ternyata disambut baik oleh pemerintah daerah didua wilayah Kaltim tersebut. Tawaran itu, disahuti dengan hubungan kerja sama pengembangan hingga menjadi penyedia beberapa komoditas pangan.
“Dalam komunikasi yang telah kami lakukan di Kaltim, telah membicarakan skema kerja sama perdagangan yang akan dibangun,” ungkap Kepala Bappelidbangda Parimo, Irwan, saat ditemui, belum lama ini.
Dia menyebut, Pemda Penajam Paser Utara, meminta kesepakatan kerjasama dibangun melalui masing-masing perusahaan daerah, hingga pelaku usaha. Sedangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, menginginkan kesepakatan kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha.
Hal itu kata dia, untuk menghindari monopoli perdagangan, dan dengan banyaknya pelaku usaha melakukan kerja sama di wilayah tersebut, harga pangan pun semakin kompetitif.
Irwan menuturkan, peran pemerintah dalam kerja sama perdagangan tersebut, hanya memfasilitasi pelaku usaha, dan menjamin hubungan dagang yang akan dibangun.
“Skemanya kerja sama ini diminta dalam waktu dekat sudah akan dirembukan, dan dirumuskan. Bahkan, mereka meminta Bupati Parimo hadir saat melakukan penandatangan kerja sama,” ucapnya.
Diketahui, beberapa wilayah di Kaltim sangat membutuhkan pasokan bahan pangan, yang selama ini hampir 85 persen disuplai dari beberapa wilayah terdekat, di antaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Surabaya.
Pemenuhan bahan pangan dari luar wilayah tersebut kata dia, dapat dimanfaatkan Kabupaten Parimo sebagai wilayah yang memiliki jarak tempuh paling dekat dengan Kaltim. Sehingga, dapat menjadi penyangga pangan dengan kuota terbesar dari daerah lain.
“Kami pun menginginkan produk yang kami suplai telah dibrand dan diketahui berasal dari Parimo. Sebab, selama ini sapi, beras, hingga Durian Montong diklaim berasal dari Kota Palu, padalah komuditas dari daerah kita. Citra itu juga yang akan kami bangun,” ungkapnya.
Dengan terbukanya peluang kerja sama perdagangan tersebut kata dia, Parimo harus meningkatkan kualitas, dan produktivitas pangan untuk memenuhi permintaan beberapa wilayah di Kaltim.
Kemudian, jika masih dianggap ketersediaan pangan seperti komoditas beras, jagung, dan bawang, harus ditingkatkan produksinya, maka Pemda Parimo akan fokus menganggarkan peningkatan produksinya di tahun berikutnya.
Contoh lainnya, terkait rencana Pemkot Samarinda yang akan melakukan pembelian bibit unggul Durian Montong di Kabupaten Parimo, dalam waktu dekat. Sehingga, Pemda setempat secara otomatis akan memfasilitasi penangkar bibit.
“Kalau misalnya Pemkot Samarinda akan mengembangkan ratusan hektar Durian Motong, maka kita akan menyiapkan kebutuhan mereka,” ujarnya.
Hal itu kata dia, juga akan berlaku bagi pertani perkebunan dan pertanian yang membutuhkan pupuk, alat pengolahan lahan, dan sarana prasarana penunjang lainnya, dalam upaya meningkatkan produktivitas pangan.
“Jadi harus kita lihat, mana yang menjadi kebutuhan utama dan akan segera difasilitasi, dengan catatan produktifitas harus meningkat,” pungkasnya.
Laporan : Novita Ramadhan
Komentar