Pascabencana Banjir Balinggi, Petani Minta Segera Normalisasi Sungai

PARIMO, theopini.id – Petani padi di Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah meminta Pemerintah Daerah (Pemda) setempat segera melakukan normaslisasi sungai, pascabencana banjir.

“Khususnya petani di Dusun Gitgit Sari Desa Balinggi, yang kami harapkan adalah, normalisasi sungai untuk diwilayah ini. Karena, jika kembali terjadi hujan lebat seperti kemarin, tentu saja kejadian seperti ini akan terulang,” kata Ketua Kelompok Tani Gitgit Sari Desa Balinggi, I Wayan Sudana, Senin 31 Januari 2022.

Dia menyebut, pascabanjir melanda Desa Balinggi belum ada penanggunalan bencana dari Pemda setempat. Hanya saja, kepada desa telah melakukan peninjauan lahan pertanian warga.

Sebelumnya bencana banjir terjadi, normalisasi sungai telah dilakukan oleh dinas terkait. Namun, waktu pelaksanaannya sudah lama, sehingga kondisi sungai kembali dangkal dan terdapat banyak endapan lumpur.

Saat hujan deras yang mengguyur wilayah Balinggi dan sekitarnya saat itu, mengakibatkan sejumlah pembuangan air sungai didekat lahan pertanian milik warga setempat meluap, serta menerjang puluhan hektare sawah yang sudah siap panen.

“Luas sawah di Dusun Gigit Sari yang diterjang banjir dan disertai lumpur itu, sekitar 40 hektare. Sehingga, sebagian buah padi tidak bisa lagi di panen,” ungkapnya.

Beruntung kata dia, saat terjadi banjir, sawah miliknya sudah selesai panen. Namun, sebagian lahan sawah lainya terdampak banjir. Sehingga, sejumlah petani di wilayah itu diperkirakan banyak yang tidak menikmati hasil panen mereka.

“Karena padinya ada sebagian tertimbun lumpur, jadi tidak bisa diambil buahnya,” sebut Wayan Sudana.

Menurutnya, Hasil panen petani di Desa Balinggi saat ini, menurun hingga 60 karung gabah dalam satu hektarnya. Padahal, berdasarkan perhitungan, dalam satu hektare lahan persawahan, bisa mencapai 120 karung gabah.

“Kalau panen biasanya kami dapat hingga 100 persen, tapi lantaran ada sebagian yang tertimbun lumpur dan hanyut, maka diperkirakan  hasilnya menurun hingga 50 persen.” ungkapnya.

Pada tahun sebelumya, Desa Balinggi juga pernah diterjang banjir, dan lahan persawahan pun terkena dampak dan akibatnya petani mengalami gagal panen.

Laporan : Abdul Farid

Komentar