Berikut Indikator Penilaian KLA untuk Capai Target Predikat Madya

PARIMO, theopini.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengedalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, menjelaskan sejumlah indikator penilaian Kabupaten Layak Anak (KLA) untuk pencapai predikat Madya.

“Di 2030, ditergetkan Indonesia layak anak. Sehingga, diharapkan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi harus layak anak,” ungkap Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Khusus Anak, dan Pemenuan Hak Anak, Kartikowati, saat ditemui di Parigi, belum lama ini.

Dia mengatakan, banyak indikator penilaian KLA yang harus dipenuhi untuk mencapai target predikat Madya, di antaranya tingkat kekerasan terhadap anak, ketersediaan pendidikan, kesehatan, hingga pernikahan anak.

Hanya saja, meskipun kasus tersebut masih ditemukan saat penilaian KLA, namun harus ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kekerasan terhadap anak.

“Kami sampai saat ini masih terus melakukan sosialisasi tentang pelindungan terhadap anak. Di Parimo juga telah memiliki lembaga pendampingan bagi anak bermasalah hukum, hingga psikologi untuk memulihkan kondisi anak korban kekerasan,” ungkapnya.

Selain itu keterlibatan lembaga lain, misalnya peran TP PKK dan Kepolisian untuk memberikan edukasi dan sosialisasi, hingga media massa yang memberitakan berbagai penanganan kasus kekerasan terhadap anak, dan menyampaikan informasi terkait efek jerah terhadap para pelaku kejahatan.

Menurutnya, untuk mencapai predikat Madya tersebut, seluruh pihak harus bersinergi mulai dari pemerintah daerah, DPRD, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga organisasi perempuan.

“Dunia usaha dan media massa juga diajak untuk berperan melaksanakan kegiatan yanh melibatkan anak-anak, misalnya mengadakan lomba mewarnai,” ujarnya.

Dia menuturkan, penilaian dilakukan secara berjenjang mulai dari predikat Pratama, Madya, Utama hingga 100 persen tercapai KLA.

Kabupaten Parimo, saat ini telah mencapai predikat Pratama dengan total nilai 500-600 poin. Meskipun tertinggi di Sulawesi Tengah, namun masih rendah di Indonesia.

“Banyak yang sudah terbentuk di Parimo, misalnya jumlah Puskesmas dan sekolah ramah anak bertambah. Penilaian telah dimulai, saat ini kami sedang input data. Peninjauannya tim penilai kemungkinan setelah bulan puasa,” pungkasnya.

Komentar