TANGERANG, theopini.id – Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mulai melakukan verifikasi lapangan terkait objek penerima bantuan.
Proses verifikasi ini, dibahas bersama dalam Konsinyering dan Evaluasi Program Sarana Prasarana (Sapras) Madrasah”, di Tangerang, pada 9-11 Oktober 2024.
Baca Juga: Tujuh Proyek Sekolah Bantuan UNDP di Parimo Baru Capai 85 Persen
Pembahasan ini, dilakukan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Biro Perencanaan Setjen Kemenag dan pihak Kementerian PUPR.
Pada tahap awal ada 201 madrasah negeri dan swasta yang akan dilakukan proses monitoring, melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Pada kesempatan itu, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Muchamad Sisik Sisdiyanto, mengatakan, PHTC akan mulai bergulir pada 2025 dengan anggaran dari Kementerian PUPR. Renacananya, ada Rp3 triliun anggaran yang disiapkan untuk penguatan sarana prasarana madrasah.
“Kami mengapresiasi dukungan Kementerian PUPR, khususnya untuk madrasah swasta yang masih sangat memerlukan bantuan. Langkah ini menjadi bagian penting dalam memastikan peningkatan mutu sarana prasarana madrasah,” ungkap Sisik di Tangerang, Kamis, 10 Oktober 2024.
“Monitoring akan dilakukan dalam beberapa tahap. Kami berharap mutu sarana dan prasarana madrasah dapat ditingkatkan sesuai timeline yang telah disepakati,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Sarana Prasarana Direktorat KSKK Madrasah, Arif Rahman, menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah untuk mendukung program ini, termasuk data kerusakan madrasah dan tim yang akan diterjunkan untuk menilai kondisi madrasah.
“Beberapa pihak di Direktorat KSKK Madrasah telah memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) yang dikeluarkan oleh Kementerian PUPR untuk menilai tingkat kerusakan dan kelayakan,” ujar Arif.
Baca Juga: Dinsos Parimo Dorong Pemdes Perbaikan Data Adminduk pada SIKS-NG
Perwakilan dari Biro Perencanaan Kemenag, Ida Noor Qosim, menegaskan pentingnya pelaksanaan monitoring tahap awal ini.
“Banyak madrasah di pelosok yang lahir dari semangat masyarakat. Kehadiran madrasah-madrasah ini perlu dimaknai sebagai berkah karena turut mencerdaskan bangsa,” pungkasnya.
Komentar